BRYOPHYTA
( TUMBUHAN LUMUT )
DISUSUN
OLEH
ANDI
ANDREAN SIHOMBING
(
4113220002 )
ANDI
HANDOKO SITANGGANG
(
4113220002 )
ARI
NAPITUPULU
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
2011
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyusun
makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Taksonomi
tumbuhan tingkat rendah yaitu mengenai lumut ( Bryophyta). Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang lumut.
Akhirnya kami menyadari bahwa
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan
, 27 april 2012
Penulis
I.PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Lumut
merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4
inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya
tumbuh berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat
rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang
sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan
capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis.
Ada
kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta. Divisi Bryophyta
dahulu mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga liverworts dan hornworts.
Sekarang ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah ditempatkan dalam divisi
tersendiri.Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang
tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. Mereka sejak lima ratus
juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup,
selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit pada
batang dan cabang tanaman.
Bryophyta
terbagi dalam 3 golongan yaitu:
1.
Lumut Hati
(Hepaticophyta)
Lumut
hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau
tebing. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus
sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan
lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut
alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan
porella.
2.
Lumut Daun
Lumut daun juga disebut lumut
sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar
(rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada
cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum
fibriatum, Spagnum squarosum. Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang
lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur
seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid
dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil ,
berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara
lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis
longissima, dan lumut gambut sphagnum.
3.
Lumut Tanduk
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati
yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut
tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau
sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit
lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit,
masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar
dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Tumbuhan lumut termasuk golongan
tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi dari pada golongan
algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap
lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan
dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio. Meskipun tumbuhan lumut
hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air,
hingga tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan amfibi.
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan
tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum,
“lumut”).Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ
penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati.
Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ
penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: “serupa akar”). Daun tumbuhan lumut
dapat berfotosintesis.
II.PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Lumut Secara
ilmu tumbuhan
lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non
vaskuler. Mereka dapat dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta
atau Hepaticae) dengan multi-cellular mereka rhizoids. Lain perbedaan bukanlah
universal untuk semua lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan
“daun-daun”, ketiadaan daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan
ketidakhadiran daun-daun diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan
lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut
mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk
kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent
pada atas gametophyte. Ini adalah berlawanan dengan pola aturan yang
diperlihatkan oleh kebanyakan “tumbuhan tingkat tinggi”.
Di
dalam tumbuhan vaskuler, sebagai contoh, haploid generasi diwakili oleh pollen
dan ovule, sedang diploid generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.
Ciri-ciri lumut:
Ø Lumut
mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat,
yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon
dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut. ·
Ø Akar
dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada
tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
o Alat
kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid.
o Alat
kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum ·
Ø Jika
kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius).
Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Ø Gerakan
spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan
zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. ·
Ø Sporogonium
adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
o Vaginula
(kaki)
o Seta
(tangkai)
o Apofisis
(ujung seta yang melebar)
o Kotak
Spora
o Kaliptra
(tudung) dan
o Kolumela
(jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora).
1.2
Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
kingdom: Plantae
Division : Hepaticophyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
Klasifikasi lumut Daun
kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida sp
1.3
Siklus Hidup
Kebanyakan
dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa
kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang
sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom
(haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode
siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada
sporofit.
1.4
Ciri Siklus Hidup Lumut
(Polytricum commune)
Lumut
hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi sebuah
protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan thallus like). Ini
merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh
gametophore yang dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil).
Dari keterangan dari tangkai atau cabang develop organ sex lumut. Organ betina
disebut archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan tangkai yang
termodifikasi yang disebut perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia
memiliki leher disebut venters dimana sperma jantan turun. Organ jantan disebut
antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut
perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous.
Pada
lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit
tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada
tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke
archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma
lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai
daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah
fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter.
Ini
membutuhkan kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk
matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule
disebut operculum. Capsule dan operculum terlapisi oleh calyptra yang merupakan
sisa archegonial venter. Calyptra biasanya mengecil / berkurang ketika capsule
matang. Withing the capsule, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis untuk
membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule
biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi
pada beberapa lumut.
Pada
beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi pada
tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali tanaman tanpa
perlu melalui fertilisasi. Ini disebut dengan reproduksi asexual.
1.5
Perkembangan
Perkembangan
lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan
haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap
kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang
menjadi tumbuhan lumutnya.
Tubuh
tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau
telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya
(pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang sesungguhnya, melainkan
hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang
telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk gametangium.Setelah sel
telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka
gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu
istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang diploid.
Bagian
bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam
dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh
merupakan suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang
dan seperti telah telah disebut di atas disebut sporogonium. Di dalam bagian
yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut
capsule spora. Capsule spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena
leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan
bekas dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora.
Mengingat
bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai
fungsi yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga
dinamakan kaliptra. Jaringan dalam capsule spora dinamakan arkespora. Arkespora
membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan
reduksi terjadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada
pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu,
bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh lumut yang berumah satu atau
berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari
capsule spora.
1.6
Pergiliran Keturunan
Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut
mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang
sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet)
yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan
betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin
sekaligus.Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan
sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium.
Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan.
Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang
(pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk
membuahi ovum.Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri
karena hidupnya disokong oleh gametofit.
Sporofit
ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap
kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada
bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis.
Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu
berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada
tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
2.1 Macam-Macam Lumut
1.
Lumut Hati
(Hepaticopsida)
Lumut hati tubuhnya berbentuk
lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya
berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki
struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak
yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan
Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia
·
Ciri-ciri :
a)
tubuhnya masih berupa
talus dan mempunyai rhizoid
b)
gametofitnya membentuk
anteredium dan arkegonium yg berbntk spt payung.
c)
sporofit perumbuhannnya
terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik
d)
berkembang biak scr
generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas, dan kuncup eram
e)
habitatnya ditempat
lembab
·
Susunan Tubuh
Berdasarkan bentuk talusnya lumut
dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
a) Lumut
hati bertalus
b) Lumut
hati berdaun Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan
bagian bawah ventral.
Daun bila ada tampak rusak dan
tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian
dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium
sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul.
Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur. Seperti pita
bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk
tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut
piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram
atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan Protonema lumut hati
umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek.
Sebagian besr lumut hati mempunyai
sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik
kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak
pernah ditemukan pada tumbuhan lain.
·
Perkembang biakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas,
secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas,
bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying,
dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada
alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium
merekah mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium.
Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.
Setelah miosis terbentuklah
tetraspora, tangkainya yang memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan
kapsul jadi terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan
spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu dengan adanya elater yang sifatnya
higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul elater menggulung, menjadi kering dan
mengadakan gerakan sentakan yang melempar spora ke udara
2.
Lumut Daun ( Bryopsida
sp)
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah
gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang
bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di
antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang
pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut
terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies.
Kelompok ini terkenal dengan
memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari
lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule.
Gigi ini membuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain,
capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya membuka
tanpa operculum atau gigi.
·
Susunan Tubuh
Lumut daun pada substrat dengan
menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai
daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang)
pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks,
dan silinder pusat.
·
Perkembang Biakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada
ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang
letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan
yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum. Alat-alat
kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu
terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara
alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut
yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada
tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan Parafisis.
·
Bryopsida
I.
Bryopsida adalah kelas
yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat
perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai
bagian-bagian yang lebih kompleks.
II.
Gametofit dari lumut
daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari
benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.
III.
Sporogonium dari lumut
daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul
mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan
tutup atau operkulum.
IV.
Kebanyakan ahli
bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae,
dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada
struktur anatomi sporogoniumnya.
V.
Anak kelas Sphagnidae
mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri
dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai
roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh
perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
VI.
Andreaeidae mempunyai
persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh
pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu
dengan membentuk 4 katup.
VII.
Anggota Bryidae yang
tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas
sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
Nematodonteae dan Arthrodonteae.
VIII.
Peristoma adalah
gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora
yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah
masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.
IX.
Dalam klasifikasi lumut
daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra
dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.
X.
Protonema sekunder
ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa
benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari
prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
3.
Lumut Tanduk
(Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati
yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut
tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau
sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
·
Ciri-ciri :
a)
tubuhnya mirip lumut
hati, ttpi berbeda pd sporofitnya
b)
berdasarkan analisis
asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat dgn tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
c)
gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk rhizoid berada pada bagian
ventral
d)
habitatnya didaerah yg
mempunyai kelembaban tinggi .cthnya : Anthoceros
leavis
·
Tempat Hidup
Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan
seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab.
·
Susunan tubuh
Tubuh utama berupa gametofit yang
mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada
tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana,
sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada
sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara
5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
·
Alat perkembangbiakan
Secara seksual, dengan membentuk
anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas
talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot
mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel
diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah
yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat
penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan s,
menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang
dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian
menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
·
Peran Tumbuhan Lumut
Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam
ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang
menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan Lumut ditemukan terutama di
area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan
di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa
bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa
jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal /
menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi cakupan panjangnya
normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi, lumut memerlukan
kelembaban untuk survive.
Oleh karena tipis dan ukuran
jaringan yang kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah
kekurangan air), dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi.
Beberapa lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa
jam hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan
biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk
menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari
tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.
2.2 Manfaat
Bryophyta
Ada suatu market substansiil yang
mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di
florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga komponen
utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar,
sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada
pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens,
dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan
hortikultura sebagai medium pertumbuhan.
Praktek tanah Pada Perang dunia II,
Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang dipakaian pada luka prajurit, lumut ini
adalah sangat menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial. Beberapa awal
orang-orang menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan absorbency.
Di United Kingdom, Fontinalis
antipyretica biasa digunakan untuk memadamkan api seperti ditemukan di sejumlah
substansiil di sungai yang slow-moving dan lumut menahan volume air yang besar
membantu memadamkan nyala api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses sebagai bahan
bakar lumut telah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico,
lumut digunakan pada Dekorasi Natal.
2.3 Penyesuaian
Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat
Bryophyta tidak sesuai sepenuhnya
terhadap kehidupan di daratan. Bryophyta bergantung kepada air untuk hidup.
Zigot dan embrio dilindungi daripada pengeringan dengan terus menetap di dalam
arkegonium. Sperma harus berenang dalam kelembapan luaran untuk sampai ke
telur,oleh sebab itu Bryophyta hanya terdapat di tempat yang lembap. Bryophyta tidak mempunyai tisu
vaskular , oleh itu struktur jasadnya tumbuh rendah daripada tanah untuk
mengatasi masalah pengangkutan air. Genussi gametofit lebih terubahsuai untuk
hidup di habitat daratan kerana sporofit bergantung kepada Genussi gametofit
untuk mendapatkan bekalan makanan dan perlindungan.
III.
PENUTUP
1. Kesimpulan
§ Tumbuhan
lumut merupakan tumbuhan kecil yang termasuk division Bryophyta.
§ Mempunyai
sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b.
§ Kebanyakan
hidup di darat, dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari
selulosa.
§ Susunan
tubuh sebenarnya merupakan gametofit. Pada bentuk primitif tumbuhan lumut
helaian berupa thalus (Marchantia, Riccia, Anthoceros).
§ Ada
dua macam perkembang biakan yaitu: reproduksi vegetatif dan reproduksi
generatif.
§ Tempat
hidup lumut hati pada tempat-tempat yang basah untuk struktur tubuh higmorf dan
pada tempat-tempat yang kering untuk struktur tubuh yang xemorf (alat
penyimpanan air)
§ Cara
hidup lumut hati, sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan
dalam rimba di daerah tropika.
§ Susunan
tubuh lumut hati berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi dua
kelompok yaitu, lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun
§ Perkembang
biakan lumut hati ada dua yaitu secara aseksual menggunakan spora dan tunas,
secara seksual contoh Marchantia, dan anteridium terpancang pada permukaan
atas, bentuknya seperti cakram.
§ Pada
lumut daun, tempat hidupnya tumbuh di tempat agak terbuka.
§ Susunan
tubuh lumut daun melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler
bercabang-cabang.
§ Perkembangbiakan
lumut daun ada dua yaitu berumah satu jika dalam kelompok itu terdapat
arkegonium maupun anteridium dan berumah dua jika kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah.
§ Dijumpai
ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi
jalan yang basah atau lembab.
§ Tubuh
utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi
bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid
susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas
dengan satu pirunoid besar.
§ Secara
seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009.
http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg Koloni lumut tebal / padat di
hutan yang dingin. Diakses tanggal 13 januari 2009.
Anonymous.2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut.
Diakses Tanggal 13 januari 2009
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Sumber:
http://alvyanto.blogspot.com/2009/02/makalah-gizi-buruk.html#ixzz1uTob4Gtw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar