AMPHIBIA
IN SUMATRANUS
Meskipun
Indonesia kaya akan jenis amfibi, tetapi penelitian mengenai
amfibi
di Indonesia masih sangat terbatas. Pulau Sumatera sebagai salah satu
pulau
besar, belum banyak dilakukan penelitian mengenai amfibi, baru terbatas
di Kawasan
Ekosistem Leuser (Mistar 2003), Sumatera Barat (Inger & Iskandar
2005),
Sumatera Selatan (Sudrajat 2001) dan di Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan
(HIMAKOVA 2004, Ul-Hasanah 2006). Pulau Sumatera sebagai pulau
dengan
beragam ekosistem dari pantai sampai pegunungan, memungkinkan
menjadi
habitat berbagai jenis amfibi, bahkan masih memungkinkan untuk
menemukan
catatan baru seperti Philautus sp. dan Leptobrachium sp. di Taman
Nasional
Bukit Barisan Selatan (Ul-Hasanah 2006) dan Megoprys parallela di
Sumatera
Barat (Inger & Iskandar 2005).
PT
Rimba Karya Indah (PT RKI) merupakan perusahaan yang
berkedudukan
di Jambi dan bergerak dibidang HPH. Sesuai dengan Surat
Keputusan
Menteri Kehutanan No. 119/Kpts-IV/88 tanggal 29 Februari 1988,
perusahaan
telah memperoleh Hak Pengusahaan Hutan seluas 87.000 ha yang
terletak
di wilayah Provinsi Jambi untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak
tanggal
12 Januari 1987. Areal yang dikelola perusahaan, diantaranya
merupakan
hutan alam tanah kering seluas 51.500 ha dan sisanya 35.000 ha
merupakan
hutan tanah rawa.
PT
RKI telah meninggalkan wilayahnya sejak tahun 1999. Masyarakat
sekitar
hutan masuk dan merubah wilayah tersebut menjadi kebun karet dan
kebun
sawit. Perubahan kondisi habitat dan aktivitas manusia seperti itu akan
berpengaruh
terhadap keanekaragaman amfibi yang terdapat di dalamnya.
Setiap
jenis amfibi memiliki karakteristik habitat yang disukai, bahkan jenis
tertentu
memerlukan habitat yang spesifik. Beberapa jenis hanya dapat hidup di
dalam
hutan primer dan jenis lain dapat hidup di beragam habitat, mulai dari
hutan
sampai ke pemukiman penduduk.
Keanekaragaman
jenis merupakan salah satu variabel yang berguna bagi
tujuan
manajemen dalam konservasi. Perubahan dalam kekayaan jenis dapat
digunakan
sebagai dasar dalam memprediksi dan mengevaluasi respon
komunitas
tersebut terhadap kegiatan manajemen (Nichols et al. 1998).
Berdasarkan
uraian di atas maka penelitian tentang keanekaragaman amfibi di
Eks-HPH
PT RKI perlu dilakukan untuk mendata komunitas amfibi yang ada di
berbagai tipe
habitat
Jumlah
jenis amfibi yang berhasil ditemukan pada seluruh lokasi penelitian
di
Eks-HPH PT RKI yaitu sebanyak 37 jenis dari 5 famili dimana 33 jenis dijumpai
dalam
plot pengamatan dan 4 jenis di luar plot pengamatan (Tabel 4). Jumah
jenis
dari masing-masing famili antara lain famili Bufonidae (5 jenis), famili
Megophryidae
(3 jenis), famili Microhylidae (3 jenis), famili Ranidae (15 jenis),
dan
famili Rhacophoridae (11 jenis) Dari 402 individu dari 33 jenis amfibi yang
ditemukan, famili Ranidae memiliki jumlah individu terbanyak (76,62%), setelah
famili Rhacophoridae
(13,18%),
famili Bufonidae (6,47%), famili Megophryidae (2,24%), dan famili
Microhylidae
(1,49%). Sedangkan spesies yang memiliki jumlah individu yang
terbanyak
adalah Rana chalconota (23,63%) dan Rana erythraea (20,90%),
sedangkan
jenis yang memiliki jumlah individu paling sedikit adalah Microhyla
borneensis,
Limnonectes microdiscus, Limnonectes paramacrodon, Polypedates
colletii,
Rhacophorus cyanopunctatus, Rhacophorus sp.1,
Rhacophorus sp.2
sebesar
0,25%. Jenis-jenis tersebut hanya ditemukan satu individu.
Terdapat
tiga jenis katak pohon belum teridentifikasi yang ditemukan di
Eks-HPH
PT RKI (Rhacophorus sp.1, Rhacophorus sp.2, dan Rhacophorus
sp.3).
Rhacophorus sp.1 ditemukan di hutan sekunder, berwarna kecokalatan
dengan
titik-titik hitam, memiliki ciri-ciri empat jari tangan tidak berselaput penuh.
Terdapat
tonjolan pada sendi tibiotarsal serta di sisi kaki dan tangan terdapat
kulit
yang bergerigi. Jenis ini termasuk ke golongan Rhacophorus appendiculatus
(Kurniati
pers.com)1.
Rhacophorus
sp.2
memiliki warna putih saat masih hidup, mata besar, dan
badan
ramping. Empat jari tangan tidak berselaput penuh dan di femur terdapat
warna
kuning. Jenis ini ditemukan di areal bekas tebangan di antara semak.
Rhacophorus
sp.3
ditemukan di hutan primer. Habitatnya sangat spesifik di
sekitat
kubangan dengan tumbuhan bawah di sekitarnya. Jenis ini juga pernah di
temukan
oleh Kurniati dan memiliki habitat yang sama. Jenis ini memiliki warnacoklat
dan dapat berubah warna jadi kemerahan. Empat jari tangan tidak
berselaput
penuh. Terdapat bintik-bintik berwarna hitam dari selaput sampai
tarsus
dan di punggung terdapat titik berwarna kekuningan yang merupakan ciri
khas
dari jenis ini.
Jenis
yang ditemukan di akuatik (26 jenis) lebih tinggi daripada jenis yang
ditemukan
di terestrial (23 jenis). Empat belas jenis diantaranya hanya
ditemukan
di habitat akuatik dan sebelas jenis hanya ditemukan di habitat
terestrial.
Jenis Rhacophorus nigropalmatus dan Rhacophorus reinwardtii
ditemukan
di habitat terestrial, tetapi biasanya kedua jenis ini hidup tidak jauh
dari air
seperti genangan atau kubangan. Sebanyak 18 jenis merupakan jenis
yang
spesialis, umumnya jenis-jenis tersebut merupakan jenis yang hanya
ditemukan
di satu tipe habitat saja Frekuensi jenis yang sering ditemukan adalah Rana
chalconota (100%) dilanjutkan dengan Bufo asper, Limnonectes blythi,
Limnonectes kuhlii,
Limnonectes
malesianus, Rana nicobariensis, dan Polypedates leucomystax
masing-masing
sebesar 80%. Di lokasi penelitian jenis Rana chalconota di
temukan
disemua tipe habitat. Jenis yang paling sedikit ditemukan adalah
Ansonia
leptopus, Bufo parvus, Leptophryne borbonica, Leptobrachium hasseltii,
Microhyla
borneensis, Huia sumatrana, Limnonectes microdiscus, Limnonectes
paramacrodon,
Polypedates colletii, Polypedates otilopus, Rhacophorus
cyanopunctatus,
Rhacophorus nigropalmatus, Rhacophorus reinwardtii,
Rhacophorus
sp.1,
dan Rhacophorus sp.2 masing-masing sebesar 20%. Jenis27
jenis ini hanya
ditemukan di satu tipe habitat saja
Sebaran
jenis Anura saat pengamatan bervariasi. Ansonia leptopus
ditemukan
di hutan sekunder. Jenis ini ditemukan di sisi sungai di vegetasi
tumbuhan
bawah atau di ranting pohon. Bufo asper ditemukan di sisi sungai
atau
danau. Jenis ini memiliki selaput renang yang penuh (Iskandar 1998). Hal ini
menunjukan
bahwa Bufo asper lebih bersifat akuatik daripada terestrial. Berbeda
dengan Bufo
asper, Bufo divergens juga di temukan di sekitar danau dan sungai.
Namun,
jika dilihat dari selaputnya yang tidak penuh jenis ini lebih terestrial
daripada
akuatik. Bufo parvus ditemukan di serasah hutan tipe habitat primer
jauh
dari perairan. Jenis ini telah beradaptasi dengan habitat terestrial dengan
ditandakan
selaput kaki yang tidak penuh. Leptophryne borbonica di temukan di
sepanjang
sungai hutan primer dengan substrat batu atau kayu roboh. Arus air
sungai
di hutan primer sedang dan jernih. Jenis ini dapat ditemukan dalam
jumlah banyak di
air yang jernih (Iskandar 1998).
Tipe selaput
pada (a) Bufo asper dan (b) Ansonia leptopus
Megophrys
nasuta dan
Leptobrachium hasseltii merupakan jenis terestrial
jika
dilihat dari selaputnya. Jenis ini biasanya dijumpai di serasah hutan. Katak
ini
tersaru
dengan serasah untuk bertahan hidup (Iskandar 1998). Katak ini juga
mengunjungi
sungai kecil sampai medium untuk berkembang biak dan meletakan
telurnya
di tempat yang sepi (Inger & Stuebing 1997).
Jenis-jenis
Rana chalconota merupakan jenis yang ditemukan di semua
tipe
habitat yang diamati. Rana chalconota memiliki selaput kaki yang penuh,
ini
menandakan
jenis ini lebih menyukai habitat akuatik. Jenis ini dapat tinggal di
habitat
yang terdapat air, bahkan dari dataran rendah sampai ketinggian lebih
dari
1200 mdpl (Iskandar 1998). Rana erythraea dan Rana nicobariensis biasa
berasosiasi
dengan Rana chalconota di habitat akuatik danau. Ketiga jenis ini
dapat
dijumpai bertengger diantara rerumputan yang ada di sisi danau. Rana
hosii lebih
menyukai sungai daripada danau. Rana hosii biasanya selalu
berhubungan
dengan sungai (Iskandar 1998) dan tinggal di sungai yang jernih
dan
sungai besar (Inger 2005). Rana picturata ditemukan di sepanjang sungai
yang
berarus sedang di hutan primer dan hutan sekunder (Mistar 2003). Jenis ini
biasa
bertengger di ranting-ranting sisi sungai ± 20 sampai 50 cm dari
permukaan
air.
Huia
sumatrana merupakan
jenis yang hidup di sungai yang berarus deras,
jernih
dan berbatu (Mistar 2003). Namun, jantan jenis ini ditemukan di habitat
terestrial,
bertengger di atas tumbuhan bawah ± 40 cm di atas permukaan tanah.
Dari
habitat akuatik ± 30 m berupa danau, tidak berupa sungai yang berarus
deras.
Tipe
selaput pada (a) Rana chalconota, (b) Rana erythraea, dan
(c) Rana
nicobariensis
Fejervarya
limnocharis lebih
sering ditemukan di darat seperti jalan logging
dan di
atas tanah dari pada di perairan. Jenis ini memiliki selaput yang tidak
penuh,
berbeda dengan jenis Fejervarya cancrivora yang biasa hidup di sawah.
Occidozyga
sumatrana merupakan
katak akuatik. Biasa ditemukan di
dalam
danau atau di genangan air. Mistar (2003) menemukan Occidozyga
sumatrana
di
hutan areal bekas tebangan dan kebun karet sama seperti yang
ditemukan
di lokasi penelitian.
Limnonectes
crybetus, Limnonectes blythi, dan Limnonectes kuhlii sering
ditemukan
di atas permukaan tanah di sisi sungai. Ketiga jenis ini memiliki
selaput
yang penuh yang menandakan jenis tersebut lebih menyukai habitat
akuatik.
Limnonectes microdiscus merupakan katak yang tinggal di lantai hutan
(Inger
2005). Jenis ini ditemukan di atas daun dengan ketinggian ± 50 cm dari
permukaan
sungai saat masih kecil. Limnonectes malesianus saat berukuran
kecil
lebih sering di temukan di serasah hutan. Namun, setelah dewasa katak ini
selalu
di temukan di perairan seperti diam di atas kayu atau tanah. Setelah di
tangkap
katak ini mengeluarkan makanannya berupa kepiting. Inger & Stuebing
(1997)
menyatakan bahwa jenis ini makan invertebrata dan katak kecil.
Limnonectes
paramacrodon ditemukan
di serasah di sisi sungai dengan substrat
sungai
pasir.
Kalophrynus
pleurostigma dan
Microhyla borneensis ditemukan di serasah
hutan. Kalophrynus
pleurostigma terkadang ditemukan di dekat genangan air.
Kedua
jenis ini tinggal di lantai hutan dan bertelur di genangan air di dalam hutan
(Inger
& Stuebing 1997).
Polypedates
colletii ditemukan
di batang tumbuhan bawah. Polypedates
leucomystax
ditemukan
di terestrial, namun lebih sering ditemukan di danau di
antara
rumput-rumput. Jenis ini berasosiasi dengan Rana nicobariensis, Rana
erythraea,
dan Rana chalconota. Sama seperti Polypedates leucomystax,
Polypedates
macrotis lebih
sering ditemukan di habitat akuatik daripada habitat
terestrial.
Di lokasi pengamatan ditemukan jenis ini sedang amplexus di pinggiran
danau. Polypedates
otilopus jantan bersuara dari vegetasi di sekitar kolam
dengan
air yang tidak mengalir (Inger & Stuebing 1997). Jenis ini ditemukan di
batang
kitrinyu (Eupatorium sp.) dengan ketinggian mencapai 2,5 m dari
permukaan
air danau. Jenis ini kadang berasosiasi dengan jenis lain seperti
Polypedates
macrotis dan
Rhacophorus pardalis (Mistar 2003). Saat
pengamatan
jenis ini ditemukan secara bersamaan di lokasi yang sama.
Rhacophorus
sp.1 dan
Rhacophorus cyanopunctatus ditemukan di aliran
sungai
dan diam di daun atau batang tumbuhan bawah. Habitat yang disukai
adalah
bagian sungai yang berarus lambat.
Rhacophorus
nigropalmatus dan Rhacophorus reinwardtii sering ditemukan
di
kubangan-kubangan bekas babi. Kedua jenis dapat memanjat sampai
ketinggian
± 4 m di atas permukaan tanah bahkan lebih. Di lokasi penelitian
Rhacophorus
nigropalmatus lebih menyukai kebun karet dan Rhacophorus
reinwardtii
lebih
menyukai hutan primer dan hutan sekunder. Rhacophorus sp.2
ditemukan
di areal bekas tebangan yang agak jauh dari perairan. Jenis ini
bertengger
di ranting tumbuhan bawah.
Deskripsi jenis
amfibi yang ditemukan di Eks-HPH PT RKI
Famili
Bufonidae
1. Ansonia
leptopus Günther, 1872
Nama Inggris : Brown Slender Toad
Deskripsi
: Kodok bertubuh ramping dan berbitil.
Kodok
berwarna coklat kehitaman. Jantan
memiliki
SVL 30-40mm dan betina 45-65mm.
Habitat
: Terdapat didataran rendah pada
ketinggian
50-700 mdpl.
Penyebaran
: Semenanjung Malaysia, Indonesia
(Kalimantan
dan Sumatera)
Penyebaran
di Ex-HPH PT RKI : Terdapat di
tipe
habitat hutan sekunder
Status : Near
Threatened (NT)
2. Bufo
asper Gravenhorst, 1829
Nama
Inggris : River Toad
Deskripsi
: Kodok berukuran besar dan kuat.
Tekstur
kulit berbintil kasar dengan warna coklat
tua
sampai kehitaman. Jari kaki berselaput
renang
penuh sampai ujung kecuali jari ke
empat.
Habitat
: Kodok ini dapat dijumpai di sepanjang
sungai
dan anak sungai. Keluar pada malam
hari dan
siang hari bersembunyi.
Penyebaran
: Thailand, Myanmar, Indonesia
(Sumatera,
Kalimantan, Jawa dan Sulawesi)
Penyebaran
di Ex-HPH PT RKI : Terdapat di hutan primer, hutan sekunder, kebun karet dan
bekas tebangan
Status : Least
Concern (LC)
2. Bufo
divergens Peters, 1871
Nama
Inggris : -
Deskripsi
: Kodok berukuran kecil, kulit berbintil
kasar,
pada bagian kepala terdapat sepasang
supraorbital
dan memiliki garis yang terang dari
ujung
moncong hingga kloaka.
Habitat
: kodok ini hidup di hutan primer dan
sekunder
tua ketinggian 700 mdpl.
Penyebaran
: Thailand, Semenanjung Malaysia,
Myanmar
bagian selatan, Kamboja, Singapura,
dan
Indonesia (Sumatra, Pini dan Java).
Penyebaran
di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di
hutan
sekunder, kebun karet, dan kebun sawit.
Status : Least
Concern (LC)
3.
Bufo parvus Boulenger, 1887
Nama Inggris : Lesser Toad
Deskripsi : Kodok berukuran kecil, terdapat alur
supraorbital dan sepasang alur parietal. Paratoid
tidak disertai benjolan. Moncong pendek.
Habitat : Ditemukan di hutan primer dataran
rendah dan daerah yang tidak tercemar
Penyebaran : Thailand, Semenanjung Malaysia,
Myanmar, Kamboja dan Indonesia (Sumatera,
Pini dan Jawa)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di hutan primer
Status : Least Concern (LC)
5. Leptophryne bobonica Tschudi, 1838
Nama Inggris : Hourglass Toad
Deskripsi : Kodok kecil, kelenjar paratoid tidak
jelas. Terdapat tanda berbentuk seperti jam pasir
di bagian belakang dan tanda berbentuk segitiga
di belakang mata. Warna cokelat keabuan dan
belakang paha kemerahan.
Habitat : Kodok ini terdapat di daerah yang
basah dengan air jernih dengan aliran lambat.
Penyebaran : Semenanjung Malaysia, Thailand,
dan Indonesia (Sumatera, Kalimantan dan Jawa)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di hutan primer
Status : Least Concern (LC)
Famili Megophrydae
6. Leptobrchium hasseltii Tschudi, 1838
Nama Inggris : Hasselt’s Litter Frog
Deskripsi : Katak berukuran sedang sampai
besar. Kepala dan mata besar. Tekstur kulit
halus, punggung kehitaman dengan bercakbercak
bulat yang lebih gelap, permukaan perut
keputih-putihan dengan bercak hitam.
Habitat : Katak ini hidup di lantai hutan pada
hutan primer dan sekunder.
Penyebaran : Filipina (Palawan, Mindoro, Bohol,
Basilan, dan Mindanao) dan Indonesia (Jawa,
Sumatera, dan Kengean)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya ditemukan di kebun karet
Status : Least Concern (LC)
Photo by: Boby Darmawan
Ph7. Leptobrachium hendricksoni Taylor,
1962
Nama Inggris : Spotted Litter Frog
Deskripsi : Katak berukuran sedang sampai
besar. Kepala dan mata besar. Katak ini mirip
dengan L. hasseltii, tetapi memiliki mata
berwarna merah.
Habitat : Katak ini hidup di hutan primer sampai
kebun karet.
Penyebaran : Thailand, Malaysia, dan Indonesia
( Sumatera dan Kalimantan)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di hutan primer
Status : Least Concern (LC)
8. Megophrys nasuta Schlegel, 1858
Nama Inggris : Horned Frog
Deskripsi : Katak berukuran sedang sampai
besar. Mata tertutup oleh kelopak perpanjangan
dermal mata dan moncong. Tekstur kulit halus
berwarna coklat kemerahan. Katak ini sangat
mirip dengan serasah daun kering.
Habitat : Katak ini hidup di lantai hutan dataran
rendah dan submontana.
Penyebaran : Thailand, Semenanjung Malaysia,
Pulau Tioman, Singapura, dan Indonesia
(Sumatera, Bintan, Kalimantan dan Pulau
Natuna)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di
hutan sekunder, kebun karet, dan kebun sawit.
Status : Least Concern (LC)
Famili Microhylidae
9. Kalophrynus pleurostigma Tschudi, 1838
Nama Inggris : Red Sided Sticky Frog
Deskripsi : Katak bermulut sempit berukuran
sedang, mulut runcing. Kulit tertutup bintil-bintil
kecil dan mempunyai kelenjar yang
mengeluarkan cairan lengket. Warna coklat
kemerahan.
Habitat : Katak ini hidup di lantai hutan antara
serasah.
Penyebaran : Filipina, Semenanjung Malaysia,
Thailand, Singapura, dan Indonesia (Sumatera,
Kalimantan, Pulau Natuna, dan Jawa).
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di hutan sekunder, kebun
karet, dan kebun sawit.
Status : Least Concern (LC)
10. Microhyla borneensis Parker, 1928
Nama Inggris : Bornean Narrow-mouthed Frog
Deskripsi : Katak berukuran kecil dengan kulit
halus. Telinga tidak terlihat. Katak ini berwarna
abu-abu sampai coklat di dorsal.
Habitat : Katak ini ditemukan di hutan primer
dataran rendah. Katak dewasa hidup di lantai
hutan. Hidup pada ketinggian 70-550 mdpl.
Penyebaran : Thailand, Semenanjung Malaysia,
dan Indonesia (Kalimantan dan Sumatera)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di hutan sekunder
Status : Least Concern (LC)
11. Microhyla heymonsi Vogt, 1911
Nama Inggris : Dark Sided Chorus Frog
Deskripsi : Katak berukuran kecil. Tekstur kulit
halus berwarna abu-abu dengan garis hitam
memanjang dari ujung moncong sampai kunci
paha (groin).
Habitat : Katak ini hidup di hutan primer, hutan
sekunder, sawah sampai belukar.
Penyebaran : Cina, Myanmar, Thailand, Laos,
Vietnam, Kamboja, Semenanjung Malaysia,
Singapura dan Indonesia
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di bekas tebangan
Status : Least Concern (LC)
Famili Ranida
12. Fejervarya limnocharis Gravenhorst, 1829
Nama Inggris : Grass Frog
Deskrips : Katak berukuran kecil, kepala
runcing dan jari kaki setengah berselaput
sampai pada ruas terakhir. Tekstur kulit
berkerut, tertutup oleh bintil-bintil tipis yang
biasanya memanjang, pararel dengan sumbu
tubuh. Warna kulit kotor seperti lumpur dengan
bercak-bercak yang lebih gelap yang kurang
jelas tetapi simetris, terkadang dengan warna
merah kehijauan dan sedikit semu kemerahan.
Habitat : Katak ini hidup di sawah dan padang
rumput di dataran rendah.
Penyebaran : Bangladesh, India, Indonesia,
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : kebun sawit dan bekas tebangan
Status : Least Concern (LC)
13. Huia sumatrana Yang, 1991
Nama Inggris : Sumatran Torrent Frog
Deskripsi : Katak berukuran sedang dengan
kaki yang ramping dan panjang bila
dibandingkan dengan jenis katak lain. Tekstur
kulit halus berwarna coklat pada bagian atas.
Habitat : Katak ini hidup di sungai yang berarus
deras, berbatu dan berair jernih pada
ketinggian 200-1200 mdpl.
Penyebaran : Endemik Sumatera
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di kebun sawit
Status : Least Concern (LC)
14. Limnonectes blythi Boulenger, 1920
Nama Inggris : Blyth's River Frog
Deskrips : Katak berukuran besar, kaki
belakang panjang dan kuat, moncong tajam.
Kulit halus dengan warna merah sampai
coklat. Terdapat garis berwarna coklat gelap
dari hidung sampai mata. Jantan memiliki
kepala yang lebih besar daripada betina.
Habitat : Terdapat di hutan primer sampai
hutan sekunder
Penyebaran : Vietnam, Laos, Kamboja,
Thailand, Semenanjung Malaysia, dan
Indonesia (Sumatera, Pulau Anambas dan
Pulau Natuna).
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di hutan primer, hutan
sekunder, kebun karet.
Status : Near Threatened (NT)
15. Limnonectes crybetus
Nama Inggris : -
Deskripsi : Katak berukuran sedang dengan
warna coklat dengan bercak hitam. Jari kaki
berselaput penuh.
Habitat: Ditemukan di sungai hutan primer dan
hutan sekunder.
Habitat : Katak ini ditemukan di sungai yang
tidak terganggu dataran rendah.
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di
hutan primer dan sekunderPhoto by: Boby
Darmawan
16. Limnonectes kuhlii Tschudi, 1838
Nama Inggris : Kuhl's Creek Frog
Deskripsi : Katak yang tambun (gemuk), kepala
lebar,pelipis berotot, terutama pada yang
jantan, jari berselaput sampai ke ujung jari. Kaki
sangat pendek dan berotot. Tekstur kulit sangat
berkerut, tertutup rapat oleh bintil-bintil
berbentuk bintang yang tersebar di seluruh
permukaan tubuh. Lipatan supratimpanik
sangat jelas. Warna hitam marmer di seluruh
bagian dorsum sampai kehitaman.
Habitat : Katak ini hidup di perairan yang
mengalir perlahan atau tenang.
Penyebaran : Utara Cina sampai Semenanjung Malaysia, dan Indonesia
(Jawa dan Sumatera)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di hutan primer, hutan
sekunder, kebun karet, dan
kebun sawit.
Status
: Least Concern (LC
17. Limnonectes malesianus Kiew, 1984
Nama Inggris : Peat Swamp Frog
Deskripsi : Katak berukuran besar, kaki
belakang berselaput renang tidak penuh,
timpanum jelas, warna coklat kemerahan.
Terdapat garis tipis dari moncong sampai
kloaka.
Habitat : Terdapat di hutan primer, hutan
sekunser dan kebun karet pada ketinggian 50-
300 mdpl.
Penyebaran : Thailand, Semenanjung
Malaysia, dan Indonesia (Sumatera and
Kalimantan)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di hutan sekunder, kebun
karet, kebun sawit,
bekas tebangan
Status : Near Threatened (NT)
18. Limnonectes microdiscus Boettger, 1892
Nama Inggris : Pygmy Creek Frog
Deskripsi : Katak berukuran kecil dengan tanda
V terbalik berwarna hitam yang jelas pada bahu.
Anggota tubuh cenderung panjang dan ramping.
Jari kaki dengan dua ruas jari tidak berselaput.
Tekstur kulit licin tanpabintil-bintil. Warna coklat
kemerahan.
Habitat : Katak ini hidup terbatas pada daerah
hutan dari dataran rendah sampai ketinggian
1400 mdpl.
Penyebaran : Jawa dan Sumatera
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya terdapat di hutan sekunder
Status : Least Concern (LC)
19. Limnonectes paramacrodon Inger, 1966
Nama Inggris : Masked frog
Deskripsi : Katak berukuran sedang sampai
besar. Timpanum jelas dan barwarna hitam.
Jari kaki kecuali jari ke empat memiliki selaput
penuh.
Habitat : Terdapat di anak sungai hutan primer
Penyebaran : Semenanjung Malaysia dan
Indonesia (Sumatera, Kalimantan, dan Natuna
Besar)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di kebun karet
Status : Near Threatened (NT)
20. Occidozyga sumatrana Peters, 1877
Nama Inggris : Sumatran Puddle Frog
Deskripsi : Katak berukuran kecil, jari kaki
berselaput penuh. Kulit berbintil dan tympanum
tersembunyi.
Habitat : Tedapat di kolam, genangan air di
dalam hutan atau bekas tebangan.
Penyebaran : Endemik Sumatera
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di
kebun karet, kebun sawit, dan bekas tebangan.
Status : Least Concern (LC)
21. Rana chalconota Schlegel, 1837
Nama Inggris : White-lipped Frog
Deskripsi : Katak berukuran kecil sampai
sedang. Jari kaki berselaput penuh sampai ke
ujung dan paha bagian bawah berwarna
kemerahan. Bibir berwarna putih. Kulit biasanya
berwarna abu-abu kehijauan sampai coklat
kekuningan.
Habitat : Katak ini hidup di hutan primer sampai
pemukiman.
Penyebaran : Indonesia (Sumatera, Jawa, Bali,
Kalimantan, dan Sulawesi) dan Semenanjung
Malaysia
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI: Ditemukan di semua tipe habitat
Status : Least Concern (LC)
22. Rana erythraea Schlegel, 1837
Nama Inggris : Green Paddy Frog
Deskripsi : Katak berukuran sedang dengan
lipatan dorsolateral yang jelas berwarna kuning
gading. Kaki berselaput penuh. Kulit berwarna
hijau di antara lipatan dorsolateral.
Habitat : Katak ini biasa hidup di genangan
seperti danau.
Penyebaran : Indo-Cina sampai ke Filipina,
Sumatera, Jawa dan Kalimantan
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di
hutan sekunder, kebun sawit, dan bekas
tebangan
Status : Least Concern (LC)
23. Rana hosii Boulenger, 1891
Nama Inggris : Poisonous Rock Frog
Deskripsi : Katak berukuran sedang sampai
besar dan bertubuh ramping. Jari kaki belakang
berselaput penuh. Kulit berwarana hijau dengan
sisi tubuh biasanya hitam. Kulit dapat
mengeluarkan racun yang berbau busuk.
Habitat : Katak ini hidup di hutan primer dan
hutan sekunder.
Penyebaran : Thailand, Malaysia, dan
Indonesia (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Ditemukan di
hutan primer dan hutan sekunder.
Status : Least Concern (LC)
24. Rana luctuosa Peters, 1871
Nama Inggris : Mahogany Frog
Deskripsi : Katak berukuran kecil sampai
sedang. Tympanum terlihat jelas. Kulit halus
dengan dorsal berwarna coklat tua dan memiliki
garis putih yang membatasi dorsal dan samping
tubuh katak.
Habitat : Jenis ini merupakan katak serasah
yang terdapat di dataran rendah dan
submontana hutan primer.
Penyebaran : Thailand, Semenanjung
Malaysia, dan Indonesia (Sumatera dan
Kalimantan)
Penyebaran di Ex-HPH PT RKI : Hanya
ditemukan di hutan primer
Status : Least Concern (LC)
Photo by: Boby Darmawan
Photo by: Boby Darmawan
Photo by: Boby Darmawan